Selamat Berkunjung
Kamis, 13 Agustus 2015
NAZI Pernah Ciptakan Senjata Terbesar di Dunia
Adolf Hitler pernah memerintahkan pembangunan senjata terbesar di dunia, yaitu Gustav Gun. Pada tahun 1939, Hitler menemui kesulitan dalam menembus pertahanan kuat Prancis di sepanjang pertahanannya dengan Jerman dan Italia. Prancis telah membangun benteng pertahanan sepanjang 1.500 kilometer yang terdiri dari penghambat tank dan senapan mesin.
Sebelum senjata Gustav Gun berhasil dikembangkan untuk digunakan menembus pertahanan Prancis, Hitler memutuskan untuk menyerang Prancis melalui Belgia, di mana disana Pertahanan prancis yang terlemah.
Meskipun berhasil menginvasi Prancis, pembangunan Gustav Gun terus dilakukan, dan pada tahun 1941 produsen senjata Jerman Friedrich Krupp AG berhasil membuatnya. Nama Gustav sendiri diambil dari nama Gustav Krupp von Bohlen und Halbach, kepala keluarga perusahaan Krupp.
Berat artileri ini hampir 1.500 ton dan harus dibongkar sebelum dapat dipindahkan karena terlalu berat apabila dibawa dalam keadaan utuh di rel (padahal senjata ini memang sudah ditempatkan di atas rel mobile). Tingginya sekitar 11,6 meter, lebar sekitar 6 meter, dan panjang sekitar 43 meter. Untuk memindahkan, memasang dan menyiapkannya agar siap menembak, dibutuhkan 500 personel awak yang dikomandani seorang Mayor Jenderal. Butuh waktu sekitar tiga hari untuk memasangnya kembali dan siap untuk ditembakkan.
Laras meriam ini berdiameter sekitar 80 cm dan menggunakan sekitar 1.360 kg bubuk mesiu untuk menembakkan proyektilnya. Artileri ini memiliki dua jenis proyektil, proyektil daya ledak tinggi (HE) 4.763 kg dan dan proyektil penetrasi beton (bunker buster) 7.484 kg.
Dengan ketinggian penembakan maksimum 48 derajat, amunisi berdaya ledak tinggi dapat mencapai target di kejauhan 48 km, dan amunisi penetrasi beton dapat mencapai target 37 km. Proyektil berdaya ledak tinggi berpotensi menciptakan kawah sedalam 9 meter jika mencapai target, sedangkan proyektil penetrasi beton dapat menembus beton dengan ketebalan 7 meter.
Gustav Gun tidak pernah digunakan Hitler untuk melawan Prancis, hanya pernah digunakan di Sevastopol di Crimea (Ukraina) dan untuk Pemberontakan Warsawa. Gustav Gun menembakkan 300 peluru di Sevastopol (dengan rate of fire 14 putaran per hari) dan 30 peluru di Warsawa. Tak lama setelah itu, Gustav Gun ditangkap oleh pasukan sekutu, kemudian dipreteli dan dihancurkan berkeping-keping.
Adolf Hitler pernah memerintahkan pembangunan senjata terbesar di dunia, yaitu Gustav Gun. Pada tahun 1939, Hitler menemui kesulitan dalam menembus pertahanan kuat Prancis di sepanjang pertahanannya dengan Jerman dan Italia. Prancis telah membangun benteng pertahanan sepanjang 1.500 kilometer yang terdiri dari penghambat tank dan senapan mesin.
Sebelum senjata Gustav Gun berhasil dikembangkan untuk digunakan menembus pertahanan Prancis, Hitler memutuskan untuk menyerang Prancis melalui Belgia, di mana disana Pertahanan prancis yang terlemah.
Meskipun berhasil menginvasi Prancis, pembangunan Gustav Gun terus dilakukan, dan pada tahun 1941 produsen senjata Jerman Friedrich Krupp AG berhasil membuatnya. Nama Gustav sendiri diambil dari nama Gustav Krupp von Bohlen und Halbach, kepala keluarga perusahaan Krupp.
Berat artileri ini hampir 1.500 ton dan harus dibongkar sebelum dapat dipindahkan karena terlalu berat apabila dibawa dalam keadaan utuh di rel (padahal senjata ini memang sudah ditempatkan di atas rel mobile). Tingginya sekitar 11,6 meter, lebar sekitar 6 meter, dan panjang sekitar 43 meter. Untuk memindahkan, memasang dan menyiapkannya agar siap menembak, dibutuhkan 500 personel awak yang dikomandani seorang Mayor Jenderal. Butuh waktu sekitar tiga hari untuk memasangnya kembali dan siap untuk ditembakkan.
Laras meriam ini berdiameter sekitar 80 cm dan menggunakan sekitar 1.360 kg bubuk mesiu untuk menembakkan proyektilnya. Artileri ini memiliki dua jenis proyektil, proyektil daya ledak tinggi (HE) 4.763 kg dan dan proyektil penetrasi beton (bunker buster) 7.484 kg.
Dengan ketinggian penembakan maksimum 48 derajat, amunisi berdaya ledak tinggi dapat mencapai target di kejauhan 48 km, dan amunisi penetrasi beton dapat mencapai target 37 km. Proyektil berdaya ledak tinggi berpotensi menciptakan kawah sedalam 9 meter jika mencapai target, sedangkan proyektil penetrasi beton dapat menembus beton dengan ketebalan 7 meter.
Gustav Gun tidak pernah digunakan Hitler untuk melawan Prancis, hanya pernah digunakan di Sevastopol di Crimea (Ukraina) dan untuk Pemberontakan Warsawa. Gustav Gun menembakkan 300 peluru di Sevastopol (dengan rate of fire 14 putaran per hari) dan 30 peluru di Warsawa. Tak lama setelah itu, Gustav Gun ditangkap oleh pasukan sekutu, kemudian dipreteli dan dihancurkan berkeping-keping.
Adolf Hitler pernah memerintahkan pembangunan senjata terbesar di dunia, yaitu Gustav Gun. Pada tahun 1939, Hitler menemui kesulitan dalam menembus pertahanan kuat Prancis di sepanjang pertahanannya dengan Jerman dan Italia. Prancis telah membangun benteng pertahanan sepanjang 1.500 kilometer yang terdiri dari penghambat tank dan senapan mesin.
Sebelum senjata Gustav Gun berhasil dikembangkan untuk digunakan menembus pertahanan Prancis, Hitler memutuskan untuk menyerang Prancis melalui Belgia, di mana disana Pertahanan prancis yang terlemah.
Meskipun berhasil menginvasi Prancis, pembangunan Gustav Gun terus dilakukan, dan pada tahun 1941 produsen senjata Jerman Friedrich Krupp AG berhasil membuatnya. Nama Gustav sendiri diambil dari nama Gustav Krupp von Bohlen und Halbach, kepala keluarga perusahaan Krupp.
Berat artileri ini hampir 1.500 ton dan harus dibongkar sebelum dapat dipindahkan karena terlalu berat apabila dibawa dalam keadaan utuh di rel (padahal senjata ini memang sudah ditempatkan di atas rel mobile). Tingginya sekitar 11,6 meter, lebar sekitar 6 meter, dan panjang sekitar 43 meter. Untuk memindahkan, memasang dan menyiapkannya agar siap menembak, dibutuhkan 500 personel awak yang dikomandani seorang Mayor Jenderal. Butuh waktu sekitar tiga hari untuk memasangnya kembali dan siap untuk ditembakkan.
Laras meriam ini berdiameter sekitar 80 cm dan menggunakan sekitar 1.360 kg bubuk mesiu untuk menembakkan proyektilnya. Artileri ini memiliki dua jenis proyektil, proyektil daya ledak tinggi (HE) 4.763 kg dan dan proyektil penetrasi beton (bunker buster) 7.484 kg.
Dengan ketinggian penembakan maksimum 48 derajat, amunisi berdaya ledak tinggi dapat mencapai target di kejauhan 48 km, dan amunisi penetrasi beton dapat mencapai target 37 km. Proyektil berdaya ledak tinggi berpotensi menciptakan kawah sedalam 9 meter jika mencapai target, sedangkan proyektil penetrasi beton dapat menembus beton dengan ketebalan 7 meter.
Gustav Gun tidak pernah digunakan Hitler untuk melawan Prancis, hanya pernah digunakan di Sevastopol di Crimea (Ukraina) dan untuk Pemberontakan Warsawa. Gustav Gun menembakkan 300 peluru di Sevastopol (dengan rate of fire 14 putaran per hari) dan 30 peluru di Warsawa. Tak lama setelah itu, Gustav Gun ditangkap oleh pasukan sekutu, kemudian dipreteli dan dihancurkan berkeping-keping.
Gustav Gun sebenarnya memiliki saudara yaitu Dora, sebuah artileri serupa dengan biaya pembuatan sekitar DM7 juta (sekitar USD 4 juta). Dora dihancurkan oleh Jerman sendiri karena tidak ingin jatuh ke tangan pasukan Uni Soviet yang maju menyerang. Pada tahun 1945, Jerman tidak sanggup lagi melanjutkan upaya perang mereka dan akhirnya perang pun berakhir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar