William Soeryadjaya lahir di Majalengka, 23 Desember 1923. Beliau adalah pendiri PT Astra Internasional yang merupakan perusahaan besar di Indonesia. Om Williem adalah sapaanya.
William dilahirkan dengan nama Tjia Kian Liong, sebagai anak kedua dari enam bersaudara. Namun di antara saudara-saudaranya, ia adalah anak laki-laki yang pertama. Pada umur dua belas tahun kedua orangtuanya meninggal dunia di tahun yang sama yaitu 1934. Kemudian ia meneruskan bisnis ayahnya dalam jual beli hasil bumi seperti minyak kacang, beras, dan gula.
William mengenyam pendidikan di HCZS (Hollands Chinesche Zendings School) di Kadipaten, lalu melanjutkan pendidikannya ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau sekolah menengah pertama pada jaman Belanda di Cirebon. Ia bukanlah seorang anak yang cerdas, bahkan ia sempat tidak naik kelas.
William Soeryadjaya kemudian pindah ke Bandung dan menikah dengan Lily Anwar pada tanggal 15 Januari 1947. Dan dikaruniai empat orang anak: Edwin Soeryadjaya, Edward Soeryadjaya, Joyce Soeryadjaya, Judith Soeryadjaya.
Om William dan istri, Lily Anwar |
Belum sampai dua minggu William melanjutkan studinya ke Belanda bersama Sang istri. Kedua pasangan ini hidup dengan berjualan kacang dan rokok yang dikirim dari Bandung. Dalam kehidupan yang sangat sederhana, mereka masih dapat menyewa satu kamar di sebuah hotel di Amsterdam.
Bulan Februari 1949 keluarga ia beserta keluarga kembali ke Indonesia.
Pada tahun 1957, William bersama adiknya, Tjia Kian Tie, dan temannya, Lim Peng Hong, mendirikan PT Astra yang sekarang berkembang menjadi PT Astra Internasional. Pada masa awal berdirinya, Astra adalah perusahaan yang memasarkan minuman ringan bermerk Prem Club dan mengekspor hasil bumi. Pada 1968 Astra mulai merambah ke bidang otomotif. Pada akhir tahun 1992, jumlah perusahaannya sudah mencapai sekitar 300 buah, bergerak di berbagai sektor: otomotif, keuangan, perbankan, perhotelan dan properti.
Pada 1992-1993 Astra sempat jatuh ketika bisnis Edward Soerjadjaja, anak sulungnya, ambruk. William pun terpaksa melepaskan banyak sahamnya di PT Astra. Di tahun inilah ia mendapati titik terjatuh dalam karir bisnisnya. Namun mental juara William membuatnya bangkit. Bahkan Ia membeli 10 juta saham PT Mandiri Intifinance dan berinvestasi dalam pengembangan usaha petani kecil serta usaha-usaha kecil dan menengah.
Melonjaknya PT Astra tidak lepas dari peran pemerintah pada saat itu yang menggandeng perusahaan ini dalam pemasokkan alat transportasi, yang pada saat itu adalah truk Chevrolet.
Dan seterusnya PT Astra adalah perusahaan perakit untuk alat besar, Komatsu, mobil Toyota, dan Daihatsu, sepeda motor Honda, dan mesin fotokopi Xerox.
PT Astra dikenal menjunjung tinggi Sumber Daya Manusia. Hal ini adalah cerminan dari pola pikir William Soeryadjaya yang lebih mementingkan kualitas manusia. Pada tahun 1970-an, banyak karyawannya yang dikirimnya ke Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang untuk belajar .Ia tidak membeda-bedakan karyawannya. Di Astra, banyak tenaga kerja pribumi yang dipekerjakannya, dari tingkat karyawan biasa hingga pimpinan. Ini merupakan wujud kecintaan dan kebanggaannya sebagai orang Indonesia.
Kisah William Soeryadjaya dituliskan dalam buku Man of Honor karya Teguh Sri Pambudi & Harmanto Edy Djatmiko
William meninggal dunia pada tanggal 2 April 2010 pada umur 86 tahun.
William Soeryadjaya, pendiri PT Astra Internasional Inc (sejak tahun 1990, Tbk) adalah tokoh pebisnis Indonesia yang menunjukkan rasa nasionali, kepedualian terhadap sesama, dan mental juara yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar