Selamat Berkunjung

Selamat Berkunjung

Sabtu, 15 Agustus 2015

10 Bencana Kapal Angkatan Laut Terburuk di Dunia

Bencana-bencana terburuk pada kapal-kapal angkatan laut dunia akan terus dikenang. Tragis, tidak hanya mengakibatkan kematian pelaut (tentara angkatan laut) tetapi juga korban nyawa dari sipil. Artileri mengurutkan 10 bencana kapal terburuk angkatan-angkatan laut di dunia.

Lancastria
Tenggelamnya Lancastria menyebabkan lebih dari 4.000 kematian

Lancastria


Tenggelamnya Lancastria mengakibatkan 4.000 kematian yang terdiri dari  3.000 tentara dan 1.000 orang sipil.

Lancastria tenggelam pada bulan Juni 1940 di St Nazaire, Prancis, oleh bom yang dijatuhkan oleh pesawat Jerman KG.30 Dornier Do17. Pada saat kejadian Lancastria membawa hingga 9.000 orang, meskipun pada awalnya dirancang untuk mengangkut 2.200 orang termasuk 375 awak. Kapal tenggelam 20 menit setelah menerima serangan.

Lancastria awalnya dibangun sebagai Tyrrhenia oleh William Beardmore & Co pada 1920. Tyrrhenia menjadi kapal penghubung antara Liverpool dan New York hingga tahun 1932 dan kemudian diubah menjadi kapal pesiar yang bertugas melayani di Mediterania dan Eropa Utara. Pada tahun 1940 kapal itu berubah nama menjadi HMT Lancastria sebagai kapal angkut tentara untuk mengevakuasi pasukan Inggris dan pengungsi Prancis.

SS Oria


SS Oria tenggelam pada Februari 1944 di Cape Sounion karena badai, mengakibatkan kematian lebih dari 4.145 orang, menjadi salah satu bencana terburuk di Laut Mediterania.

Kapal 2.127 ton itu dibangun oleh Osbourne, Graham & Co pada tahun 1920. Awalnya dibangun sebagai kapal kargo, kemudian digunakan oleh Prancis sebagai bagian dari konvoi untuk Perang Dunia II. Pada saat kecelakaan SS Oria membawa 4.200 tahanan Italia, 60 tahanan Jerman dan 30 penjaga dari Rhodes ke Piraeus.

Prancis mengambil alih kapal pada tahun 1941, dinamakan sebagai Sainte Julienne, dan disebarkan di Laut Mediterania hingga tahun 1942. Operasi kemudian bergeser ke Mittelmeer Reederei dan dinamai kembali sebagai Oria dan dikerahkan untuk tahanan perang dan tentara.

Tamatsu Maru
Tamatsu Maru ditugaskan untuk militer Jepang, berlayar dari Moji ke Manila pada bulan Februari 1944. Gambar milik Alvin Villar (SEAV)

Tamatsu Maru


Tamatsu Maru tenggelam pada bulan Agustus 1944 oleh dua torpedo Mark-23 yang ditembakkan oleh USS Spadefish (AS), menyebabkan kapal terguling dan akhirnya tenggelam. Menewaskan lebih dari 4.755 orang, menjadi salah satu bencana terburuk selama Perang Pasifik.

Mitsubishi Heavy Industries membangun Tamatsu Maru sebagai kapal kargo pada tahun 1943. Tentara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang mengambil alih kapal pada tahun 1943. Kapal dikerahkan untuk tugas militer dari Moji ke Manila pada bulan Februari 1944. Kemudian digunakan untuk mengangkut pasukan militer Jepang untuk pertahanan di Filipina.

Serangan itu terjadi setelah kapal terpisah dari pengawalan konvoi, setelah berangkat dari Mako, karena hujan dan angin kencang dari selatan-timur.

SS Ryusei Maru
SS Ryusei tenggelam pada Februari 1944 di lepas pantai utara Pulau Bali. Gambar milik Flominator.

SS Ryusei Maru


Tenggelamnya SS Ryusei Maru menyebabkan korban tewas sekitar 5.000 orang setelah terkena empat tembakan torpedo yang ditembakkan oleh kapal selam Amerika Serikat Rasher (SS-269) pada Februari 1944 di lepas pantai utara Pulau Bali.

Pada saat kejadian Ryusei Maru membawa 6.600 tentara dari unit Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dari Surabaya menuju Ambon. Selain Ryusei Maru, kapal konvoi lainnya yaitu Tango Maru juga dicegat oleh Rasher.

Ryusei Maru dipesan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tahun 1938 hingga akhirnya tenggelam pada tahun 1944. Kapal 4.777 ton itu dibangun oleh galangan kapal Tyne Iron sebagai kapal kargo pada tahun 1911 dan pernah dimiliki perusahaan Ganger Rolf ASA (Oslo-Norwegia) hingga tahun 1916.

Cap Arcona
Cap Arcona diambil alih oleh Angkatan Laut Jerman pada tahun 1940.

Cap Arcona


Tenggelamnya Cap Arcona menyebabkan kematian lebih dari 5.000 orang. Pada saat kejadian kapal itu membawa hingga 8.000 tahanan. Kapal rusak parah, terbakar dan terbalik setelah diserang oleh pesawat tempur pembom.

Kejadian mengenaskan itu terjadi pada bulan Mei 1945, bersama dengan Thielbek dan kapal penumpang SS Deutschland, di Laut Baltik oleh Pasukan Udara Taktis Angkatan Udara Kerajaan Inggris.

Blohm dan Voss membangun Cap Arizona sebagai kapal pesiar pada tahun 1927. Angkatan Laut Jerman kemudian mengambil alih kapal itu pada tahun 1940 dan disebarkan sebagai kapal akomodasi di Gotenhafen. Kapal itu digunakan untuk menyelamatkan tentara Jerman di Prusia Timur dan untuk transportasi ke Jerman pada bulan Januari 1945.

Toyama Maru


Tenggelamnya Toyama Maru terjadi pada Juni 1944 di Nansel Shoto, Taira Jima, Jepang, akibat torpedo yang ditembakkan kapal selam AS Sturgeon (SS-187). Bencana itu menewaskan 5.400 orang akibat terbakar yang disebabkan oleh ledakan gas, 600 orang berhasil selamat.

Toyama Maru dibangun oleh Mitsubishi Dockyard & Engineering Works pada tahun 1915. Jepang mengerahkan kapal 7.089 ton itu sebagai kapal tranportasi pasukan selama Perang Dunia II.

Saat kejadian, kapal membawa lebih dari 6.000 personel dari Independent Mixed Brigade 44 ke Okinawa.

Junyo Maru
Kapal uap Junyo Maru tenggelam pada September 1944 di lepas pantai barat Sumatera di Samudera Hindia. Gambar milik "Indon"

Junyo Maru


Junyo Maru tenggelam di Samudera Hindia dengan korban tewas 5.620 orang. Kapal itu dipesan oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1938 dan tenggelam pada September 1944 di lepas pantai barat Sumatera di Samudera Hindia setelah dihantam torpedo kapal selam Inggris HMS Tradewind.

Pada saat kejadian, Junyo Maru berlayar dari Tanjung Priok ke Padang membawa 1.377 tahanan perang Belanda, 64 Inggris dan Australia, 8 Amerika, penjaga Jepang dan 4.200 romusha (buruh paksa) berasal dari Jawa (untuk membangun jalur kereta api). Kapal tenggelam 20 menit setelah serangan.

Kapal 5.131 ton itu dibangun oleh Robert Duncan & Co pada tahun 1913. Awal dibangun untuk Lang dan Fulton, Junyo Maru digunakan sebagai kapal kargo.

Armenia
Armenia diambil alih oleh Angkatan Laut Soviet pada tahun 1941.

Armenia


Hilangnya kapal Armenia mengakibatkan kematian antara 5.000 hingga 7.000 orang ketika tenggelam pada tahun 1941. Kapal tenggelam di Laut Hitam setelah dihantam dua torpedo yang ditembakkan oleh pesawat pembom Jerman Heinkel He-111H.

Pada saat kejadian, Armenia mengangkut tentara Soviet yang terluka dan warga sipil dari Yalta ke Gurzuf.

MV Armenia dibangun oleh galangan kapal Baltik sebagai kapal transportasi pasukan pada tahun 1928. Armenia digunakan oleh Angkatan Laut Soviet dan dikerahkan sebagai kapal transportasi dan kapal rumah sakit pada tahun 1941. Kemudian diubah menjadi kapal rumah sakit untuk militer di Laut Hitam.

Goya
MV Goya tenggelam pada April 1945 di Laut Baltik.

Goya


Kapal transportasi MV Goya tenggelam di Laut Baltik mengakibatkan kematian 6.700 orang, menjadikannya sebagai salah satu bencana maritim terburuk sepanjang sejarah angkatan laut dunia. Kapal 5.230 ton ini dibangun oleh Akers Mekaniske Verksted pada tahun 1940 dan digunakan sebagai kapal transportasi Jerman selama Perang Dunia II.

Kapal ini dikerahkan untuk mengevakuasi pasukan Jerman dan pengungsi yang melarikan diri dari Tentara Merah Soviet pada tahun 1945. Kapal ini berlayar dari Danzig Bay ke Stettin di Laut Baltik ketika diserang oleh kapal selam Soviet.

Kapal yang kelebihan beban ini tenggelam setelah dihantam dua torpedo yang ditembakkan oleh kapal selam Soviet L-3. Kapal hancur menjadi dua bagian dan tenggelam hanya dalam waktu tujuh menit setelah serangan pertama.

Wilhelm Gustloff
Tenggelamnya Wilhelm Gustloff dianggap sebagai bencana maritim terburuk dalam hal korban nyawa. Terburuk untuk satu kecelakaan tunggal. Gambar milik Bundesarchiv, Bild 183-H27992/Sönnke, Hans.

Wilhelm Gustloff


Wilhelm Gustloff tenggelam pada bulan Januari 1945 di Laut Baltik karena tembakan tiga torpedo oleh kapal selam Uni Soviet S-13 yang mengakibatkan kematian lebih dari 7.000 orang, jumlah korban jiwa terbesar dari setiap bencana maritim tunggal. Wilhelm Gustloff tenggelam dalam waktu 70 menit setelah diserang torpedo pertama.

Kapal itu sebenarnya dirancang untuk membawa 1.800 penumpang termasuk awak, tapi pada saat serangan kapal itu membawa lebih dari 10.000 orang. Perairan es di Laut Baltik memastikan bahwa sangat sedikit sekali yang bisa menyelamatkan diri.

Wilhelm Gustloff pada awalnya dirancang sebagai kapal pesiar oleh galangan kapal Blohm & Voss pada tahun 1937 dan diambil alih oleh Angkatan Laut Jerman pada tahun 1939. Kapal tersebut berfungsi sebagai rumah sakit hingga akhir 1940 dan kemudian digunakan sebagai kapal akomodasi dan transportasi sampai akhirnya tenggelam pada tahun 1945.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar